Maksud Rasa malu
Rasa malu dalam pelbagai konteks merujuk kepada perasaan yang timbul daripada kesedaran moral, rasa malu, dan tanggungjawab sosial. Dalam ajaran Buddha, ia membantu seseorang mengawal deria dan menghindari tindakan yang tidak bermoral. Dalam Vaishnavism, ia merujuk kepada penghalang dalam mengekspresikan emosi akibat tekanan masyarakat. Purana dan Theravada menjelaskan Rasa malu sebagai petunjuk moral yang seharusnya membimbing tingkah laku etika. Di dalam sejarah India, Rasa malu sering berkaitan dengan rasa bersalah dan emosi yang timbul daripada tingkah laku individu dan norma-norma masyarakat.
Dalam bahasa Inggeris: Sense of shame
Sila ambil perhatian: Contoh di bawah adalah untuk tujuan ilustrasi sahaja dan tidak menggambarkan terjemahan atau petikan langsung. Adalah menjadi tanggungjawab anda sendiri untuk menyemak fakta untuk kebenaran.
Konsep Buddha 'Rasa malu'
Rasa malu dalam Buddhisme adalah perasaan yang timbul dari pengakuan tindakan atau pikiran yang salah, seperti yang dikembangkan Nanda untuk mengendalikan inderanya [1]. Dalam tradisi Theravada, ia berfungsi sebagai kualitas mental yang mencegah perbuatan salah karena takut akan celaan moral [2].
Ia juga merupakan perasaan yang harus dimiliki untuk menghindari percakapan yang tidak bermanfaat [3]. Rasa malu membimbing perilaku bhikkhu terkait batasan etika dan tanggung jawab, terutama terhadap keinginan materi [4].
Ia juga dapat diartikan sebagai kesadaran moral yang hilang oleh seorang Bhikkhu [5]. Rasa malu mendorong pengakuan atas kesalahan tindakan atau kepemilikan [6]. Ia dialami oleh bhikkhu yang sadar akan amoralitas [7]. Kualitas ini penting, yang sering kali kurang pada beberapa bhikkhu [8].
Ia bertindak sebagai kompas moral untuk mencegah Rahula berbohong [9]. Rasa malu juga adalah kesadaran akan kesalahan yang hilang oleh beberapa bhikkhu [10]. Pengakuan akan kebenaran moral yang seharusnya ada dalam kehidupan seorang bhikkhu, yang sempat diabaikan [11]. Ia mengilhami untuk menghindari tindakan yang tidak terhormat, mendorong kehidupan etis [12].
Konsep Hindu 'Rasa malu'
Dalam konteks Hindu, "Rasa malu" dalam Vaishnavisme adalah rasa malu dan sesal atas kesombongan palsu dan tanggung jawabnya [13]. Ia juga menghalangi ekspresi emosi dan keterlibatan dalam kegiatan spiritual, disebabkan tekanan sosial atau kesadaran diri [14]. Dalam Purana, ia menggambarkan kekurangan integritas moral, sebagai nilai yang mempromosikan perilaku etis dalam masyarakat [15].
Ia juga adalah perasaan yang dialami wanita cantik terhadap pendekatan Madhava . "Rasa malu" membimbing perilaku menuju kebenaran, termasuk dalam sepuluh tindakan kebenaran .
Ia berkaitan dengan perilaku moral dan norma sosial . Ia adalah perasaan Sati yang meninggalkan Siwa, terkait kehormatan dan hubungan keluarga . Beban emosi Indra akibat kutukan juga termasuk dalam konsep ini . Ia juga harus dikesampingkan dalam mencari kerendahan hati .
Dalam Kavya, ia adalah kesadaran moral yang hilang, mendorong tindakan tanpa martabat [16].
Konsep Rasa malu dalam sumber tempatan dan serantau
Dalam sejarah India, "Rasa malu" merujuk kepada perasaan malu atau bersalah yang timbul akibat jangkaan masyarakat dan pengalaman peribadi [17]. Ia juga dikaitkan dengan tindakan individu, menyebabkan kekusutan emosi seperti yang dialami oleh Chitrangi [18]. Konsep ini sering dikaitkan dengan tingkah laku tidak sopan, seperti yang dilihat dalam layanan terhadap Anita [19].
"Rasa malu" juga boleh timbul daripada ketidakpatuhan kepada norma sosial, seperti dalam kritikan terhadap tingkah laku seorang wanita [20]. Perasaan ini boleh dikaitkan dengan tanggungjawab keluarga dan nilai-nilai [21]. Ia boleh muncul dalam pelbagai situasi, dari rasa malu danseuses terhadap kritikan [22] hinggalah ke keadaan tanpa rasa malu [23]. Malah, ia boleh dikaitkan dengan wang, mewujudkan kerahsiaan [24]. Pengalaman peribadi juga menjadi faktor utama yang menyumbang kepada perasaan ini [25]. Dalam konteks lain, ia melibatkan penerimaan perasaan malu, seperti yang digalakkan kepada isteri Santaji [26].
Sumber dan rujukan untuk bacaan lanjut
Senarai di atas adalah berdasarkan beberapa artikel (Bahasa Inggeris) dalam agama Buddha, Hindu, Jainisme, Sejarah dan tradisi rohani yang lain. Sumber yang digunakan dan maklumat lanjut tentang maksud simbol "Rasa malu" boleh didapati di bawah untuk rujukan:
-) Apadana commentary (Atthakatha) door U Lu Pe Win: ^(1)
-) Cetasikas door Nina van Gorkom: ^(2)
-) Patipada (path of practice): ^(3), ^(4)
-) Jataka tales [English], Volume 1-6 door Robert Chalmers: ^(5), ^(6)
-) Vinaya Pitaka (1): Bhikkhu-vibhanga (the analysis of Monksâ� rules) door I. B. Horner: ^(7), ^(8)
-) Maha BuddhavamsaâThe Great Chronicle of Buddhas door Ven. Mingun Sayadaw: ^(9), ^(10)
-) Dhammapada (Illustrated) door Ven. Weagoda Sarada Maha Thero: ^(11), ^(12)
-) Brihad Bhagavatamrita (commentary) door ĆrÄ« ĆrÄ«mad BhaktivedÄnta NÄrÄyana GosvÄmÄ« MahÄrÄja: ^(13)
-) Tiruvaymoli (Thiruvaimozhi): English translation door S. Satyamurthi Ayyangar: ^(14)
-) Garuda Purana door Manmatha Nath Dutt: ^(15)
-) Kathasaritsagara (the Ocean of Story) door Somadeva: ^(16)
-) Triveni Journal: ^(17), ^(18), ^(19), ^(20), ^(21), ^(22), ^(24), ^(25)
-) Bhaktavijaya: Stories of Indian Saints door Justin E. Abbott: ^(23), ^(26)